( SAPTA DARMA )
PENULIS : BADRA NAYA
Kata pengantar
Waras…..
Para pengunjung yang Budiman , selamat membaca artikel mengenai ” Kerokhanian Sapta Darma” yang mungkin jarang Anda jumpai di Alam Dunia Maya ini. Web ini melayani Dunia Maya / Hidup / inti Rokhani / Roh Suci / Hyang Maha Suci. Mungkin inilah satu satunya Web Site yang Non komersial dengan menyajikan sebenar benarnya Dunia Maya , dunianya Roh Suci Manusia. Ajaran ini memang diturunkan di tanah Jawa tepatnya di Pare Kediri Jawa Timur, namun bukan ajaran Kejawen . Ajaran ini diterima dan disebarkan oleh Bapak Hardja Sapura , yang Hyang Maha Sucinya kita kenal dengan sebutan Bapa Panuntun Agung Sri Gutama dan selama 12 tahun perjuangan beliau ditemani oleh teman teman beliau dan Juru bicara Wanita Ibu Suwartini dengan sebutan Ibu Sri Pawenang (Selanjutnya bisa baca artikel Sejarah yang akan diterbitkan oleh Pusat, Jogyakarta ).
Ajaran ini diajarkan oleh beliau Bapa Sri Gutama dan Ibu Sri Pawenang agar Manusia terlepas dari kungkungan penjajahan Nafsu, Pikir, dan Kemauan pribadi Manusia yang hanya ngumbar keinginan yang sifatnya Duniawi saja. Kepada Warganya disampaikan Lima dasar modal perjuangan hidup dalam perjuangan mengabdi pada “ Kerokhanian Sapta Darma” .
- Warga wajib melaksanakan Sujud manembah Kepada Allah Hyang Maha Kuasa.
- Dalam menjalani hidup ini Warga harus berlambangkan Simbol Pribadi Manusia.
- Setiap Warga Wajib melaksanakan tujuh butir kalimat didalam Wewarah Tujuh.
- Dalam bermasyarakat Warga Sapta Darma berlandaskan semboyan/ Sesanti.
- Setiap Warga harus mempunyai Pakarti yang berguna bagi sesama, Darma.
” Galilah Rasa yang meliputi tubuh mu “ ( Kepribadian mu yang asli )Kerokhanian Sapta Darma tidak menggali dari hasil buah Pikir manusia yang berupa tulisan, juga tidak menggali dari cerita cerita/ dongeng jaman dahulu/ cerita lama, tidak pula mendengarkan apa yang telah sampaikan para leluhur, begitu pula tidak sekedar menuruti apa kata dari pemimpin pemimpin nya , juga tidak mengikuti menjadi aliran aliran Agama dari Agama manapun yang ada di dunia ini , Sapta Darma tidak menjadikan Warganya mempercayai ramalan , ” Katanya “, juga tidak mencetak Warganya menjadi Paranormal dan perdukunan. Warga Sapta Darma harus percaya kepada tuntunannya ya Uripnya (Urip=Urup=Cahya) yaitu “
“Hyang Maha Suci “
Para Warga Kerokhanian Sapta Darma harus membuktikan sendiri apa apa yang diajarkan dalam Ajaran Kerokhanian Sapta Darma , jangan percaya kepada tembung “Jare ” atau ” Katanya “. Kata si Bapak / ibu itu anu…………………………………..?” Aja kandheg ing Carita kudu ngerti Rupa lan Rasa ne “
” Jangan hanya sekedar Ceritanya harus mengerti Rupa dan Rasa nya ”
Bahkan tidak hanya itu…..
Harus tahu pula Asal nya dari mana , Rupa(bentuk)nya seperti apa , Warna nya apa , Rasa nya bagaimana serta Manfaat nya apa dari apa yang kita ketahui atau yang kita terima.
Manusia dilahirkan di muka bumi ini bukanlah kemuannya sendiri dari manusia itu , melainkan atas kenginan dari Allah Hyang Maha Kuasa lantaran Bapak dan Ibu, ini hukum alam yang tidak bisa di rubah. Lantaran Bapak menanam benih manusia dalam Rahim Ibu maka atas seijin Tuhan jadi lah janin (badan Wadak Cipta dan Karsa) yang ada dalam gua garba nya sang Ibu . Setelah 7 bulan usia kandungan si jabang Bayi diberilah uba rampen berupa Rasa/ Rokhani yang sebelas dan Cahya Hyang Maha Suci yang masih bening belum berwarna. Maka lengkaplah menjadi Manusia seutuhnya dan mempunyai keadaan atau suasana yang asli dan murni dari Hyang Maha Kuasa yaitu Adem ….., Ayem….., Tentrem….., Marem……. dan ……….Carem.
Adem = Sejuk,tenang ,anteng tidak kemrungsung.Ayem = Tenang tanpa takut kekurangan, semua serba berkecukupan.Tentrem = Merdeka tanpa gejolak apapunMarem = Rasanya hanya senang, tanpa keluh kesah dan permintaan.Carem = Jenak atau krasan , tidak ada yang membuat bosan Barulah Jabang Bayi itu siap di lahirkan kedunia fana ini , dengan kondisi yang utuh dan komplit , baik Jasmani dengan segala kelengkananya ataupun Rokhani dengan segala yang diperlukannya.
Mau tidak mau Jabang Bayi itu harus turun kedunia ini ( Dipaksa harus menerima keadaan nya).
Setelah lahir kedunia …
Ada Jasmani yang terdiri dari 2 unsur yaitu 1.Cipta / pikir / otak kecil / pemikiran / yang memikir/bertambah usia Budinya manusa . 2. Karsa/hati kecil/Otak besar/ bertambah besar. Pakartinya Manusia. Jasmani beraal dari Bumi , baru setelah lahir karena Rasa terpengaruh oleh Sari Sari Bumi , Sari api , Sari Angin dan Sari sari Air.Ada Rokhani yang teridiri dari dua bagian besar yaitu : 1. Rasa / Nafu / Rokhani yang saudara 11/ yang saat dilahirkan masih berwarna putih, seteleh lahir dan dewasa menjadi Hitam karena pengaruh Sari Bumi , Merah karena Sari Api dan Kuning karena Sasri Angin , serta Putih karena Sari ari Air. Nafsunya Manusia. 2. Cahya / Nur / Roh Kudus / Hyang Maha Suci itulah yang menghidupi. yang Hanya ber Darma kepada sesama tanpa pamrih apapun.Cipta , Karsa dan Rasa adalah Pribadi Manusia atau yang disebut kawula / Urip uripan. yang mempunyai dimensi ukuran , misalnya : tua-muda, atas-bawah, gemuk-kurus, kaya-miskin, warga-tuntunan, anak-Bapak/Ibu, laki laki – perempuan, siang-malam, panas-dingin, gelap-terang dan lain sebagainya.
Sedangkan Cahya ialah Urup / Urip yaitu Hyang Maha Suci yang menghidupi Manusia. Cahya ini tidak ada dimensi atau ukuran yang membatasi nya. Seperti Umur , Tempat , kondisi/keadaan , besaran , berat , suhu , jenis kelamin , jumlah, jabatan, kekayaan, pekerjaan , jarak dll. yang jelas tidak ada ukuran.
Maka menjelmalah menjadi Manusia seutuhnya ( Nafsu , budi , Pakarti dan Darmanya).
Nafsu Manusia ada empat Warna :
Hitam = Aluamah,pintunya mulut , manfaatnya kekuatan, negatifnya jadi bramacorah.Merah =Amarah,pintunya telinga,manfaatnya semangat, negatifnya jadi pemarah.Kuning=Sofiah, pintunya mata, manfaatnya keinginan,negatifnya jadi Para normal.Putih=Mutmainah, pintunya hidung, manfaatnya kesucian, negatifnya Jadi Prdukunan.Ke empat tersebut mempunyai pintu di Sapta Rengga. Tugas Manusia selain memenuhi Nafsu, budi baik , dan pakarti yang terpenting adalah Darma nya. Berbeda dengan dunia tumbuhan , yang ada hanya nafsu (rasa) nya saja , sementara Hewan punya Nafsu dan Budi (Rasa dan Karsa) , itulah sebabnya manusia itu makhluk yang paling unggul dan paling mulia dari makhluk apapun yang diciptakan oleh Allah namun demikian kalau tidak hati hati bisa menjadi mahluk yang terendah dan terhina dari semua Mahluk yang ada. Yakin kalau keadaan dunia (manusia) Hanyakra Manggilingan.
Pada saat lahir bayi itu menangis sejadi jadinya karena Hyang Mha Suci tahu kalau kehidupan dunia itu berat, namun sebaliknya , mereka yang menerima kelahiran ini akan bersuka cita, bersenang senang…. karena ada teman baru di dunia ini . Tapi apa mau dikata , tidak ada pilihan lain dan ini berujud paksaan , mau atau tidak mau harus menjalani hidup di alam dunia dan nanti kembali lagi ke Alam langgeng dengan sempurna yaitu Jasmani (cipta dan Karsa) Kembali ke Bumi dan Rokhani ( Rasa dan Cahya ) kembali ke alam kelanggengan yaitu Alam Allah Hyang Maha Agung.
Hari demi Hari dilalui dengan keinginan tulus dari Nur/Cahya , Bapa dan Biyung agar Jabang bayi tumbuh menjadi manusia yang sempurna. Cahya ,Karsa, Rasa tumbuh dan berkembang , sementara Hyang maha suci semakin hari semakin di tinggal kan. Jadilah Bayi tsb pada saat melewati umur 7 ( Tujuh ) tahun , Cipta nya berkembang , Karsanya berkembang dan Rasanya berkembang menjadi Hitam (kekuatan)yang membesar , Merah(semangat) yang membesar, kuning (keinginan) yang membara, putih (kesucian)yang berlebihan , sehingga Roh Suci / Hyang Maha Suci menjadi kecil , Jadilah proses ini yang disebut “ Curiga Manjing Warangka “ .
Maka dengan aadanya ajaran Kerokhanian Sapta Darma ini Manusia diajak kembali ke kemurnian manusia saat Tesing Dumadi manusia . Saat itulah Hyang Maha Suci yang ngemban , yaitu ” Warangka manjing Curiga ” artinga Badan hanya mengikuti saja tanpa polah apa apa.
Dengan Cara apa…. Yaitu Sujud Tesing Dumadi manusia . Dengan sujud inilah Warga meruwat diri pribadinya Cipta dan Karsa serta meruwat sedulur 12 yaitu Rasa/Nafsu dan Hyang Maha Suci .
Pribadinya (Cipta , Karsa) dan Rasa/sedulur 11 diruwat agar bisa menahan gejolaknya dan tidak menguasai kehidupan ini / menjajah hidup kita ini .
Sementara Hyang Maha Suci di ruwat supaya tidak hanya diam ” Curiga Manjing Warangka ” harus Makarti demi penyelamatan misi dengan jalan mengatur dan menguasai serta nyrateni Manusia agar murni , Adem, Ayem, Tentrem, Marem dan Carem . Fase inilah yang disebut ” Warangka Manjing Curiga “ .
Sujud itulah Dakwahnya Warga Sapta Darma
Dari hasil sujud itulah Warga telah menjadi Satria Utama yang bertekad mengabdi kepada Allah Hyang Maha Agung dengan berbekal Buku diri yaitu selalu membaca dirinya dulu / ngaca dulu sebelum bertindak lebih jauh . Buku itulah yng disebut Simbol Pribadi Manusia.
Kemudian dalam perjalanan / perjuangan nya memerlukan Mukjijat yaitu berupa kewajiban Wewarah Tujuh. Bahkan dibekali senjata yang amat ampuh yang bisa meruntuhkan Amarah manusia yang lagi mengamuk yaitu dengan Sesanti .
Tetapi masih ada satu hal lagi yang menjadikan manusia itu sempurna ,setelah melakukan kewajiban yang empat saatnyalah Warga mendapatkan Pahala yang berupa Darma. Maksudnya bukan dapat pahala kemudian baru buat Darma . Tetapi “Darma” itulah pahalanya warga kerokhanian Sapta Darma. Contoh soal : Saya disuruh membeli rokok dan dapat imbalan disuruh memijit…. ????? … artinya melakukan sesuatu kebaikan hadiahnya adalah melakukan lagi kebaikan itu . Darma itulah wujud makartinya Hyang Maha Suci berbarengan dengan Pakartinya akal pikir dan perbuatan manusia.
Kata Penutup.
Pepatah mengatakan , ” Tiada Gading yang tak retak ” , ” Tiada kata yang indah kecuali dibuktikan “, walaupun ini disusun sedemikian rupa janganlah percaya kata kata ini . Buktikanlah sendiri. Karena dengan membuktikan berarti mengalami sendiri. Pengalaman adalah guru terbaik . Dan sebaik baik Guru yang tidak doyan Harta ,Tahta, Wanita adalah guru sejati yaitu Yang selama ini menghidupi nya. Adoh tanpa Wangenan Cedhak tanpa senggolan , kumpul rina wengi datan rinasa , yaitu HYang Maha Suci . Tulisan ini mungkin banyak salahnya dari pada benarnya (mungkin), karena manusia tempatnya salah sedang Allah lah tempatnya kebenaran , namun secara garis besar telah menunjukan tujuan utama Ajaran Kerokhanian Sapta Darma , yaitu Memayu hayuning Bagya Bawana .
Marilah kita kembali kepada kemurnian Manusia diciptakan kedunia ini dan Para Warga Sapta Darma , marilah kita juga kembali kepada kemurnian ajaran yaitu Sujud dengan sebenar benarnya Sujud Hyang Maha Suci , agar Hyang Maha suci bisa Makarti , kita tinggal menjalani hidup ini tanpa harus meminta minta kepada Hyang Maha kuasa dengan doa permintaan untuk kepentingan pribadinya guna memenuhi Nafsu nya belaka .
Sampai disini Artikel ini dibuat agar para pengunjung di Web www.Sapta-Darma.org mendapatkan masukan yang berarti, untuk selanjutnya bisa ikut dalam Forum Perbincangan Warga , atau bisa mengirm Email di // badranaya@sapta-darma.org
Alamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
, // warg@sapta-darma.org
Alamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
.
Dengan kalimat Ayu… , Hayu…. , Rahayu…… ,
Salam ………… Waras.!!!!!!!
Inti Ajaran kerokhanian Sapta Darma
Pada dasarnya inti ajaran kerokhanian sapta darma adalah Sujud Manembah kepada Allah Hyang Maha Agung, sebagai sarana untuk menyebarkan dan mengabarkan serta mengajarkan Wewarah ini ( Berdakwah dengan Sujud ).
- Menerapkan kehidupan dengan Simbol Pribadi Manusia yang merupakan BUKU pribadi manusia , inilah buku suci yang harus diikuti untuk semua orang.
- Melaksanakan kewajiban dalam wewarah Tujuh yang merupakan Mukjizat atau kelebihan para Warga KSD , yaitu Mukjizat dengan Kewajiban.
- Hidup bermasyarakat dengan Sesanti, yang merupakan senjata yang palig Ampuh.Dengan senjata ini semurka apapun Manusia akan Luluh.( Gunung jugrug segara asat )
- Menjalani hidup ini agas kebih bermakna dengan Darma. Darma adalah Pahala / Upah / hadiah yng diterima Warga K S D / Manusia. Berdarma berhadiah Darma.
Sujud Tesing Dumadi Manusia.
Adalah sujud asal muasal terjadinya manusia semasih dalam kandungan dan kemurnian sifat sifat manusia yang adhem , ayem, tentrem, marem dan carem dalam alam Gua Garba Ibu ( Kandungan ).
Sedangkan “Sujud” di alam nyata ini adalah manembahnya Roh Suci yaitu inti dari Rokhani, atau yang disebut Nur / Roh Kudus atau Urip = Urup = Cahya , yaitu Hyang Maha Suci dengan diawali oleh menepnya manungsa / Kawula . Kawula = Cipta, Karsa, Rasa. Kemudian mengucap Asma tiga. Didahului kemauan Kawula mengucap Allah…. maka disambut oleh Cahya / Hyang Maha Suci …”Hyang Maha Agung”, “Hyang Maha Rokhim”, “Hyang Maha adil” maka akan tersa pada seluruh tubuh kita. Kita merasakan dalam tulang sunsum, darah daging dan seluruh permukaan tubuh kita. ” Galilah Rasa yang meliputi seluruh tubuhmu itulah kepribadianm yang asli ” . Adanya hanya Adem (sejuk), Ayem(Tenang), Tentrem(Tanpa gejolak), marem (senang) dan Carem (Jenak) itulah murninya Manusia takkala dilahirkan, tanpa nafsu (Rasa) yang menungganginnya/ menjajahnya sampai usia 7 Tahun.
Setelah tujuh tahun manusia dijajah oleh Nafsunya ditambah ruwetnya Karsa/Hati dan Cipta/pikir sehingga tambah ruwet permasalahan hidup ini . Dengan kembali ke kemurnian Ajaran yaitu murninya ajaran Sujud dengan sujudnya Hyang Maha Suci betul betul Hyang Maha Sucinya yang Sujud. Bukanya diwakili oleh Pikir, hati dan Saudaranya.
SUJUD WAJIB
Setiap Warga di wajibkan melaksanakan Sujud satu kali dalam sehari . Kalau merasa enak dan bermanfaat silahkan mau berapa kali sehari , tidak ada batasan untuk itu , namun harus disesuaikan dengan empan dan papan.
Pembagian Waktu menurut ajaran mengambil jam Ganjil artinya waktu yang senggang
Tata cara Sujud Bagi Pria bersila menghadap Timur , bagi Wanita dengan Timpuh .
Tempat Sujud di Rumah maupun di Sanggar Candi Busana yang ada.
Alas sujud Kain sanggar .
Kain Sanggar kain warna Putih 1 meter belah ketupat
Patrap Sujud Sila Saluku Tunggal , duduk Tegak lurus/tidak mbungkuk , pandangan lurus ke depan .
Proses Sujud .
Pandangan 1 Meter .
Arahkan pandangan Mata (bukan menggerakan kepala) ke ujung kain yang depan , itulah pandangan satu meter . Tatap tajam Ujung kain Putih tsb . Lama kelamaan akan ada garis lebih putih , amati terus dengan nafas yang tenang , halus dan hampir tak terasa pernafsan kita . setelah garis luar yang lebih putih tidak ada , artinya semuanya terang dan tenang , maka kita rasakan dinginnya Otak kecil kita , seingga lepas dari pakartining pikir , lepas dari gagasan gagasan yang berasal dai pikir kita . Lupakan semua yang telah kita lakukan , lupakan semua yang keluar dari Pikir kita sampai Adhem……Tenang ……..lepas dari keduniawian …. itulah Ketenangan tingkat petama . Setelah Adhem….. kita Rasakan Getaran Kasar yang merambat dari Ujung Kaki keatas Tubuh…..seperti menggigil , setelah melewati otak kecil maka kita akan merasakan ……..Ayem….. Itulah Ketenangan tingkat yang kedua . Barulah setelah merasakan pada Otak besar kita , maka akan ada Rasa yang membuat kita akan menutup mata…….Tapi tunggu dulu , jangan tutup mata dulu….. Rasakan sampai tersa rasa kita ini Tenteram /Tentrem , Tenang dan Padhang…… maka akan terasa di pangkal lidah Air Liur yang siap untuk ditelan/eleg , berbarengan dengan itu maka tertutuplah mata dengan sendirinya , itulah proses tutup mata secara Rokhani , bukan kemauan pribadi . Barulah kita merasakan Marem , tanpa beban apapun dan tanpa muatan apapun , tidak kemrungsung dan akhirnya ….Carem atau jenak , merasa betah dan tidak terburu buru . Pada tingkatan ketenangan yang ketiga inilah kita benar benar merasakan Adhem , Ayem , Tentrem , Marem dan Carem . Barulah kita merasakan dari mulai Jonggring Saloka/Kepala sampai ke seluruh Tubuh . Tataran ini baru merupakan Tataran Curiga Manjing Warangka dengan benar . (Hyang Maha Suci mulai dibangunkan)
2. Merasakan Getaran Halus ( Mengikuti Mengalirnya Air Perwito Sari )
SEtelah merasakan ketenangan
Ucapan Asma Tiga
Getaran Rasa
Ucapan Sujud
Ucapan Kesalahan
Ucapan Mertobat
Penutup
SUJUD PENGGALIAN
Pendahuluan.
Sujud penggalian adalah Sujud yang dilaksanakan bersama sama , minimal dua belas (12) orang selama dua belas malam (12) berturut turut dengan diampingi oleh Pengawas dan Tuntunan Penggalian. Sujud Penggalian ini dimaksudkan untuk meruwat saudara 12 agar mampu dan mebatasi sesuai dengan pakartimya. Kenapa Meruwat Saudara 12 kok bukan Saudara 11.
Saudara 11 adalah nafsu yang apabila melebihi porsi yang diijinkan akan membahayakan, begitu pula Hyng Maha Suci apa bila tidak Makarti maka hidup manusia akan takada arahnya sehingga Hyang Maha Suci harus Makarti sehingga bukan hanya Curiga Manjing Warangka , namun menjadi Warangka Manjing Curiga. Sehingga Hyang Maha Suci yang Sinarnya meliputi seluruh Tubuh kita yang lagi sujud. Setelah itu , maka Hyang Maha Suci Makarti dengan memberikan segala jerih payah kita. Dengan begitu kita Warga Sapta Darma tidak perlu meminta minta dengan doa doa yang hanya untuk memenuhi kebutuhan Pribadi dan nafsu semata semata.
Sujud Penggalian adalah Sujud biasa yang ditartil atau di rinci dalam Sekali pasujudan menjadi 36 kali Sujud 3 tidak dilaporkan hasilnya sementara 33 yang dilaporkan hasilnya.
Syarat dan tata cara Sujud Penggalian
( Bisa di baca pada Buku Terbitan Pusat “Tata Cara Penggalian” )
Tempat : Di sanggar atau Rumah yang bersih dan memungkinkan untuk sujud minimal 12 Orang
Peserta : Warga Sapta Darma yang berkemauan untuk Pengglian bukan di paksa, minimal 12 Orang , 1 Pengawas dan 1 Tuntunan Penggalian .
Waktu : Dua belas malam berturut turut tidak boleh gothang .
Tugas Tugas dalam Sujud Penggalian
1. a . Pandangan : 1 (satu) Meter dan Getaran Kasar , Mengamati titik ketenangan.
b. Asma Tiga : Allah Hyang Maha Agung , Allah Hyang Maha Rokhim , Allah Hyang Maha Adil .
2 . a. Getaran Halus. : Meneliti naiknya getaran halus ( Toya Perwito Sari )
b. Ucapan Sujud : Ucapan benar benar dari Hyang Maha Suci .
c. Ucapan Kesalahan: Benar benar kesalahan kita yang memohon Hyang Maha Suci
d. Ucapan Mertobat : Hyng Maha Suci Mertobat .
3. Radar Belah Ketupat : Alat kontrol menggunaka Rasa
4. a. Sapta Rengga 1 : Pembersihan dengan Air Suci / Halus .
b. Sapta Rengga 2 : Dengan sengaja di pancari dengan Nur nya Hyang Maha Suci .
5. a. Tigas Jangga : Pisahing Gembung dan Sirah .
b. Terjadinya Sabda : Untuk mengetahui perbedaan Pangandika dan Sabda .
c. Alat Kontrol : Alat kewaspadaan Cahaya .
6. Babahan Hawa Sanga: Nutup Lobang Sembilan
7. Pudak Sinumpet : Sepuluh tinutup
8. a. Nguwali : Melepas Babahan Hawa Sanga
b. Kukud : Kukudnya Saudara / sedulur Sebelas
c. Pernafasan Tiga : Pembagian Nafas Tiga .
9. R a c u t .
10. Wejangan 12 Sadara
a. Telu teluning atunggal diwejanh Hyang Widhi
b. Lima limaning atunggal diwejang Hyang Widhi
c. Pitu pituning atunggal diwejang Hyang Widhi
d. Sanga sanganing atunggal diwejang Hyang Widhi
e. Rolas rolasing atunggal diwejang Hyang Hyang Widhi
11. Jejer Satria Utama .
12. Wasiat .
13. Pista .
14. Tali Rasa .
15. Perbintangan .
Peran Tuntunan Penggalian dan Pengawas
Peran tuntunan .
Tuntunan Penggalian sangat berperan penting dalam proses ini, sebab dari beliaulah seseorang Warga betul betul mengerti tugas Sujud dan arti sujud serta penerapanya dalam kehidupan sehari hari . Sebab tergantung dari cara Warga tsb sujud, apakah sujudnya Cipta , Karsa , Rasa atau Cahya yaitu betul betul Hyang Maha Suci yang Sujud.
Cipta adalah alat pikir adalah pakartinya Manusia
Karsa adalah kemauan yang bersifat angan-a ngan dan budi baik Manusia .
Rasa adalah Nafsu Hitam , Merah , Kuning , Putih ( Aluamah, Amarah , Sophiah ,Muthmainah )
Cahya adalah Urup dan Urip atau yang menghidupi Manusia yaitu Hyang Maha Suci .
SIMBOL PRIBADI MANUSIA
Nama Gambar : Simbol Pribadi manusia
Bentuk : Belah Ketupat
Arti Gambar : Sebagai Gambaran Pribadi Manusia sesuai dengan Aslinya Manusia.
Garis Luar Sisi : Warna Hijau Tua Pertanda buat Badan Kasar / Wadag / Cagaknya Manusia /Tulang/Daging
Warna hijau Muda Merupakan Jerohan/Otak,Jantung,Paru,Pencernaan,Hati
Segi tiga Kuning Merupakan keinginan dari Sinar Cahya Allah , Bapa dan Ibu.
Tulisan Nafsu / Rasa / Saudara 11 / Sedulur 11.
Budi / Karsa / Kati kecil Manusia / Otak Besar.
Pakarti / Cipta / Bua Pikir / Fikiran / Otak Kecil /Sela Matangkep.
Sapta adalah Tujuh , yaitu Panca Indra dan Karsa plus Cipta.
Darma adalah kewajiban yang tanpa Hak / Pamrih
Warna Nafsu Pintunya Kelebihan Kelemahan Sifatnya Penyakitnya Pakartinya
Hitam Aluamah Mulut Kekuatan Penindas Perkasa Sakit Tulang,bdn Digdaya/perang
Merah Amarah Telinga Semangat Pemarah Menggebu2 Darah Tinggi,Jantung Kesektian
Kuning Sopfiah Mata Keinginan Nglembara Nyacat Liyan Sakit kepala , Pusing Para Normal
Putih Muthmainah Hidung Kebaikan Menang Sendiri Lumuh Ngantuk, tidur, Per-Dukunan
Gambar Semar Hyang Maha Suci Tidak ada Dimensi dan sifat sifat kejasmanian , Wasesa dan Langgeng
bebanhHidup ini bagaikan falsafah timbangan Dacin
Makin dipikr makin bingung.
Cahya/Hyang Maha suci tidak dewasa dan tidak berumur/tidak ada dimensi apapun. sehingga pada usia 1 Tahun manusia itu diemban oleh Roh Sucinya hingga 7 tahun .
Rasa/Nafu akan berkembang sejak usia 3 Tahun
Karsa berkembang sejak usia 5 Tahun
Cipta berkembang sejak usia 7 Tahun
Setelah tujuh tahun inilah manusia dijajah Oleh Cipta Karsa dan Rasa.
Sujud beraryi meruwat Manusia dan Hyang Maha sucinya kembali keasalnya manusia yang Adem ayem tentrem marem carem .
Sujud berarti keluar dari belenggu penjajahan Cipta Rasa lan Karsa
Wewarah Pitu
Wajibe Warga Sapta Darma
Saben Warga kudu netepi Wajib
1. Setya tuhu marang Allah Hyang Maha Agung , Maha rokhim, Maha Adil, Maha Wasesa Maha Langgeng.
2. Kanthi jujur lan sucining ati kudu setya nindakake angger anggering negarane.
3. Melu cawe cawe acancut tali wanda njaga adeging negarane.
4. Tetulung marang sapa wae yen perlu, kanthi ora nduweni pamrih apa wae kajaba mung rasa welas lan asih.
5. Wani urip kanthi kapitayan saka kekuatane dewe.
6. Tanduke marang warga bebrayan kudu susila kanthi alusing budi pakarti tansah gawe pepadang lan mareming liyan.
7. Yakin yen kahan donya tansah owah gingsir. ( Anyakra manggilingan ).
Terjemahan Bahasa Indonesia.Wewarah Tujuh
(Tulisan aslinya dalam bahasa jawa)Kewajiban Warga Sapta Darma
Setiap Warga harus menjalani Wajib
1. Setya tuhu kepada Allha Hyang Maha Agung, Maha Rokhim, Maha Adil, Maha Wasesa, Maha Langgeng .
2. Dengan jujur dan sucinya hati harus setya menjalankan undang undang negaranya.
3. Ikut serta menyingsingkan lengan baju menjaga keutuhan Negaranya.
4. Menolong kepada siapa saja bila perlu, dengan tidak ada pamrih apapun kecuali belas kasih.
5. Berani hidup berdasarkan atas kekuatan sendiri.
6. Sikapnya dalam bermasyarakat harus susila dengan halusnya budi pakarti sedlalu mengandung jasa dan memuaskan.
7. Yakin kalau keadaan dunia selalu berubah ubah. (Anyakra manggilingan)
Secara aturan semua itu kan buatan manusia, Warga KSD diwajibkan menuruti aturan Allah yang didapat lewat tekunnya sujud, sedangkan aturan manusia/negara juga harus dituruti, serta membantu menjaga kelestariannya.Sesanti
Dimana saja kepada siapa saja
Warga Sapta Darma
Harus bersinar laksana Surya
Inilah senjata yang paling ampuh , ditamake Gunung Jugrug , di sabetke Segara Asat, Bahkan Raksasa Angkara Murkapun akan tunduk dengan Cara ini.
Setiap Warga tanpa membedakan Suku Agama Ras Akhlak dan Golongan harus bersinar seperti Matahari , Surya , yang menyinari Dunia ini tanpa Pamrih apapun , dan bermanfaat untuk segala macam keperluan serta menghidupi dan membuat kehidupan Dunia ini .D a r m a
Darma , pengertian dasarnya adalah berbuat atau melakukan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan apapun melainkan hanya dengan merasa berkewajiban / melakukan dengan pasrah .Secara harfiah berarti melakukan sesuatu untuk yang lain / orang lain .
Darma dalam arti sesungguhnya dan dalam penerapan di kehidupan Manusia berarti :
” Melakukan sesuatu dengan ikhlas tanpa menuntut apapun karena hanya menjalankan kewajiban.
Jadi didalam Sapta Darma yang terpenting adalah Darmanya baik Darma Jasmani maupun Darma Rokhani .
Coba kita perhatikan Duduknya Bapa Sri Gutama di Simbol Pribadi …. kata apa yang dominan terlihat yaitu :
“ D a r m a ”
Adakah kata lain ???????? Jawabnya Tidak Ada .Jadi darma adalah puncak dari segala pegabdian Manusia kepada Tuhanya yang ditujukan kepada sesama.
Sedangkan arti Sapta Darma , sesungguhnya bukan hanya diambil dari Wewarah Tujuh walaupun Sapta berasti Tujuh. Namun sesungguhnya arti kata Sapta berarti Ketujuh tujuhnya , yaitu Rasa / Nafsu ( Pintunya Panca Indera ) =5 , Karsa / Hati Nurani / Karep / kemauan / Budi/indera ke enam = 1 dan Cipta / pikiran / buah pikir / othak-athik manusia = 1 . Jadi 7 (tujuh) yang terangkum dalam Nafsu Budi dan Pakarti inilah yang harus laku Darma , yang berarti harus meneng dan manut tanpa nuntut apapun.. Percayakan pada hidup MU yaitu Hyang Maha Suci / Urup / Cahya yaitu yang nguripi Manusia .
Darma adalh Pahala yang diterima oleh Warga Kerokhanian Sapta Darma setelah melakukan perbuatan yang baik . lalu bukan berarti bahwa setelah melakukan Darma maka akan mendapatkan hadiah lalu untuk berbuat Darma , melainkan mendapatkan kewajiban Darma lagi . Artinya , setelah ber Darma akan mendapatkan harus ber Darma lagi.
lho… kok gitu ???
Ini contohnya :
Seseorang setelah disuruh beli Rokok mendapatkan hadiah harus nyapu halaman.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Darma itu adalah Pahala yang diberikan oleh TUHAN .
Artinya : Apabila kita ber-”Darma” maka akan mendapatkan pahala berupa ” Darma “.
Bingungkan……?
Contohnya begini : Saya berdarma membersihkan Sanggar , maka saya akan mendapatkan pahala / upah berupa kemampuan untuk berdarma lagi . Misalnya bisa menolong orang yang kegelapan .
Contoh secara Jasmani begini :
” Saya diperintah beli rokok maka saya mendapat upah untuk membersihkan kamar mandi “.
( Darma adalah wujud Pahala yang diterima Warga Kerokhanian Sapta Darma )
DARMA ROHANIArtinya setiap berdarma maka akan di kasih kesempatan untuk bebuat darma lagi .
Jadi bukan dikasih sesuatu / upah untuk berdarma , karena darma ini adalah darmanya Hyang Maha Suci .
Tidak perlu upah berupa apapun , baik materi atau kesenangan pribadi .
Darma Hyang Maha Suci secara otomatis akan ada bila Warga / Orang tersebut sudah Sujudnya benar benar Sujud Murni ………………….. Yaitu Sujudnya Hyang Maha Suci .
Dengan Sujudnya Hyang Maha Suci maka secara otomatis akan meruwat , ngusadani , menolong , makarti untuk kepentingan manusia itu sendiri (Warangka Manjing Curiga).
Jadi jangan ngaku aku kalau bisa , ngaku digdaya , ngaku sekti , ngaku waskitha , ngaku bisa ngusadani , mengaku Hebat , kita mung sak derma nglakoni .
Jadi yang hebat itu hanyalah Hyang Maha Suci yang Makarti bukan karena Nafsu saudara sebelas.
” Tetulung marang sapa yen perlu ” bukan “ Tetulung marang sapa bae , yen perlu ” kanthi ora nduwni Pamrih Apa wae .
Sudah lah jangan dipikir pikir , marilah kita jalani hidup ini apa adanya dengan bermodalkan 5 K .
Cahya itu memang hebat , nggak usah diminta minta , toh Uripmu akan mengerti kebutuhan Mu.
Siapa yang Rokhaninya baik maka Jasmaninya akan baik pula . Tapi bukan berarti trus sugih Bandha . bandhu ……….tidak , namun dalam menyikapi hidup ini bisa bertindak Sapta Darma yaitu Adhem , Ayem , Tentrem , Marem , dan Carem ananing mung meneng nanging Makarti ( Diam tapi Aktif ) .
Waras……………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Karena proses sujud apabila tidak benar benar pas maka kita bisa terlena, seolah olah Hyang Maha Suci yang Sujud/ mengucap padahal hati kita , pikir kita atau salah satu dari Nafsu/saudara yang sebelas. Sehingga yang ada hanya muatan muatan kepentingan pribadilah yang dicari. Mungkin tak terasa tertidur , mungkin terbang melayang nun jauh disana/alam roh, atau mendengar, melihat,merasa seolah olah dialam langgeng, ketemu Bapa Panuntun Agung Sri Gutama dan Ketemu Ibu Sri Pawenang, ketemu Roh roh leluhur, mendapatkan wisik, mencium bau / ganda untuk pengobatan dan lain sebagainya. Sujud bukan seperti itu. Namun apakah itu salah…? tentu tidak , memang harus ditingkatkan agar hal hal semacam itu tida terjadi. Lalu bagaimana caranya ?
Caranya akan kita bahas didalam artikel : Sujud Wajib
(Sujud adalah merupakan Dakwahnya Warga Kerokhanian Sapta Darma)
Perbaikilah Sujud MU , dahulukan Rohani mu maka Jasmanimu akan terjamin .Jangan meributkan Sanggar , namun kalau mampu ayooo… bangun saja .
Merupakan Gambaran diri Pribadi Manusia yang mana Manusia harus memanage/menahan hawa nafsunya sesuai dengan apa yang tercantum / tergambar di dalam Gambar Simbol Pribadi. Ada empat warna yang menggambarkann nafsu Manusia.. ( Nafsu Hitam/Aluamah, Nafsu Merah/Amarah, Nafsu Kuning/Sofiah dan Nafsu Putih/Mutmainah) . Lebih jelasnya, baca artikel Simbol Pribadi.
Kerokhanian Sapta Darma.Ajaran ini adalah ajaran Keluhuran Budi yang diturunkan di tanah air Indonesia dengan nama Sapta Darma. Asli dari bumi tercinta Indonesia ini , bukan ajaran yang didapat dari manca negara. Ajaran ini disebarkan /diajarkan oleh Bapak Hardjo Sapura kemudian disebut Bapa Panuntun Agung Sri Gutama , serta didampingi oleh Ibu Suwartini yang kemudian disebut Ibu Panuntun / juru Bicara Wanita Ibu Sri Pawenang. Selengkapnya bisa di baca dalam ” Sejarah Sapta Darma ”.
Ajaran Sapta Darma ini adalah satu-satunya ajaran di Indonesia yang hanya mengetengahkan masalah Rokhani / Roh Suci / Nur / Hyang Maha Suci . Jadi para Warga Sapta Darma harus Sujud manembah dengan Kemauanya yang keras untuk men Sujudkan Hyang Maha Suci nya / Urip nya dengan tanpa pamrih apapun kecuali Kewajiban / Wajib Manembah kepada Allah/ Tuhan. Jadi tidak ada do’a / permintaan dalam bentuk apapun kecuali Manembah , baru setelah sujudnya benar benar sujudnya Hyang Maha suci , barulah Hyang Maha Suci akan mengatur kehidupan para Warganya. (Istilahnya Warangka Manjing Curiga / Hyang Maha Suci Makarti).
Warga Sapta Darma (Syukur semua Manusia) harus hidup dengan Kemurnian/Asli kehidupan manusia yang kodrati : Adem , Ayem , Tentrem , Marem hingga Carem dngan melakukan hidup yang Pasrah , Sumarah ,Semeleh, Ngalah , Trima ing Pandum dengan bermodalkan K 5 yaitu Kemauan, Kemampuan, Keikhlasan, Kejujuran dan kaya Darma .
Sapta Darma tidak mengajarkan ajaran yang berasal dari tulisan/Fikiran manusia , Cerita/ dongeng jaman dulu/dari leluhur, atau petuah-petuah para pendahulu/pemimpinnya, melainkan langsung belajar dengan yang menghidupinya yaitu Roh Sucinya yang bisa berhubungan dengan Sinar Cahya Allah / Tuhan Allah Hyang Maha Agung , Hyang Maha Rokhim, Hyang Maha Adil , Hyang Maha Wasesa dan Hyang Maha Langgeng.
( Merupakan Buku Suci / Buku diri Pegangan Manusia ciptaan Tuhn )
Pengertian tentang Wewarah Tujuh
D a r m a
Dama , pengertian dasarnya adalah berbuat atau melakukan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan apapun melainkan hanya dengan merasa berkewajiban / melakukan dengan pasrah .Secara harfiah berarti melakukan sesuatu untuk yang lain / orang lain .
Darma dalam arti sesungguhnya dan dalam penerapan di kehidupan Manusia berarti :
” Melakukan sesuatu dengan ikhlas tanpa menuntut apapun karena hanya menjalankan kewajiban.
Jadi didalam Sapta Darma yang terpenting adalah Darmanya baik Darma Jasmani maupun Darma Rokhani .
Coba kita perhatikan Duduknya Bapa Sri Gutama di Simbol Pribadi …. kata apa yang dominan terlihat yaitu :
D a r m a
Adakah kata lain ???????? Jawabnya Tidak Ada .Jadi darma adalah puncak dari segala pegabdian Manusia kepada Tuhanya yang ditujukan kepada sesama.
Sedangkan arti Sapta Darma , sesungguhnya bukan hanya diambil dari Wewarah Tujuh walaupun Sapta berasti Tujuh. Namun sesungguhnya arti kata Sapta berarti Ketujuh tujuhnya , yaitu Rasa / Nafsu ( Pintunya Panca Indera ) =5 , Karsa / Hati Nurani / Karep / kemauan / Budi/indera ke enam = 1 dan Cipta / pikiran / buah pikir / othak-athik manusia = 1 . Jadi 7 (tujuh) yang terangkum dalam Nafsu Budi dan Pakarti inilah yang harus laku Darma , yang berarti harus meneng dan manut tanpa nuntut apapun.. Percayakan pada hidup MU yaitu Hyang Maha Suci / Urup / Cahya yaitu yang nguripi Manusia .
Darma adalh Pahala yang diterima oleh Warga Kerokhanian Sapta Darma setelah melakukan perbuatan yang baik . lalu bukan berarti bahwa setelah melakukan Darma maka akan mendapatkan hadiah lalu untuk berbuat Darma , melainkan mendapatkan kewajiban Darma lagi . Artinya , setelah ber Darma akan mendapatkan harus ber Darma lagi.
lho… kok gitu ???
Ini contohnya :
Seseorang setelah disuruh beli Rokok mendapatkan hadiah harus nyapu halaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar